Rabu, 08 September 2010

KUPU-KUPU


Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu2 disebuah dahan yang rendah. diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. dia tertegun mengamati lubang kecil itu karena terlihat ada seekor kupu2 yang sedang berjuang untuk keluar untuk membebaskan diri melalui lubang tersebut. lalu tampak kupu2 itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan tampaknya sia2 untuk keluar melalui lubang kecil diujung kepompongnya. melihat fenomena itu si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu2 untuk keluar dari kepompongnya. dia pun mengambil gunting, lalu mulai membuka kepompong dengan guntingnya agar sang kupu2 bisa keluar dan terbang dengan leluasa. begitu kepompong terbuka, kupu2 pun keluar dengan mudahnya, akan tetapi ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil, sayap2nya tampak masih berkerut. anak itupun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu2 tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu2 mungil itu terbang menuju bunga2 yang ada di taman. harapan tinggal harapan, apa yang di tunggu2 si anak tidak kunjung tiba. kupu2 tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak terbentang dengan sempurna. kupu2 itu akhirnya tidak pernah mampu terbang.
si anak yang membantu mengeluarkan kupu2 dari kepompongnya itu, rupanya tidak mengerti bahwa kupu2 perlu berjuang dengan daya usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. lubang kecil yang perlu dilalui kupu2 tersebut akan memaksa cairan dari tubuh kupu2 itu masuk kedalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
any way and conclusion that is :
Hidup adalah perjuangan, hidup adalah kerja keras, bahkan untuk meraih keberhasilan diperlukan keringat dan air mata," demikian thomas alva edison penemu lampu pijar pernah bertutur: tidak ada yang instant, semua melalui proses yang sudah ada dalam siklus kehidupan. setiap tapak kehidupan yang telah dilalui akan memberikan makna yang luar biasa bagi seorang untuk memasuki tapak kehidupan berikutnya.
 thank very much, Wassalamu'alaikum Wr. Wb
by : Ion

MENGGUGAT PEMIMPIN INDONESIA

PARA PERUSAK EKONOMI INODESIA

Benarkah sinyalemen John Pilger, Joseph Stiglitz dan masih banyak ekonom AS kenamaan lainnya, bahwa hutanglah yang dijadikan instrumen untuk mencengkeram Indonesia...?
Dalam rangka ini, saya kutip buku yang menggemparkan. Buku ini ditulis oleh John Perkins dengan Judul : "The Confessions of Economic Hit man", atau "Pengakuan oleh seorang perusak Ekonomi". Buku ini tercantum dalam New York Times bestseller list selama 7 minggu

Halaman 12 : "Saya hanya mengetahui bahwa penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya salah seorang dari sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk menciptakan cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik buat pulau jawa.

Halaman 13 : "Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonometrik untuk Indonesia dan jawa". Saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analis atas dasar statistik yang dibuatnya."

Halaman 15 : "Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan hutang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (Perusahaan Konsultan dimana John Perkins bekerja) dan perusahaan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan kontruksi. Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara penghutang (baca : Indonesia) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours, termasuk basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya."

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda